TeoriDasar : Kromatografi kolom umumnya digunakan sebagi teknik pemurnian untuk mengisolasi komponen yang diinginkan dai sutu campuran. Dalam kromatografi kolom, fase diam (adsorben padat) ditempatkan secara vertikal dalam kolom gelas dan fase gerak 9cairan) ditempatkan pada bagian atas kolom dan begerak ke bawah melewati kolom (karena

Connection timed out Error code 522 2023-06-16 073842 UTC Host Error What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d816452db691c1d • Your IP • Performance & security by Cloudflare

Manfaat Manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kadar mentol dalam produk kosmetik sediaan solida secara Kromatografi gas. 3. Kosmetik sudah dikenal orang sejak zaman dahulu kala di Mesir pada tahun 3.500 sebelum masehi telah digunakan berbagai bahan alami baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan maupun bahan alam Pengertian Kromatografi Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan rasa diam yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu padatan. Sedangkan menurut Farmakope Indonesia IV, kromatografi adalah suatu tekhnik atau prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu system yang terdiri dari 2 fase atau lebih yang salah satu diantarnya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan didalamnya, zat – zat itu menunjukkan perbedaan yang disebabkan oleh adanya perbedaan dalam adsobsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion. Pengertian lain kromatografi menurut IUPAC adalah suatu metode yang digunakan untuk pemisahan komponen dalam sample dimana komponen tersebut terdistribusi dalam 2 fase yang salah satunya diam dan yang lainnya bergerak. Metode kromatografi memberikan cara pemisahan paling kuat di laboratorium kimia. Gagasan dasarnya sederhana untuk dipahami, cara sederhana sampai yang agak rumit dari segi kerja dan peralatan, dan metode ini dapat dipakai untuk setiap jenis senyawa. Metode kromatografi, karena pemanfaatnnya yang leluasa, dipakai secara luas untuk pemisahan analitik dan preparative. Jenis pemisahan, apakah analitik atau preparative, tidak ditentukan oleh ukuran cuplikan, melainkan lebih oleh keperluan khusus. Biasanya, kromatografi analitik dipakai pada tahap permulaan untuk semua cuplikan, dan kromatografi preparative hanya dilakukan jika diperlukan fraksi murni dari campuran. Penemu Kromatografi adalah Tswett yang pada tahun 1903,mencoba memisahkan pigmen-pigmen dari daun dengan menggunakan suatu kolom yang berisi kapur CaSO4. lstilah Kromatografi diciptakan oleh Tswett untukmelukiskan daerah-daerah yang berwarna yang bergerak kebawah kolom. Pada waktu yang hampir bersamaan, Day juga menggunakan Kromatografi untuk memisahkan fraksi-fraksi petroleum, namun Tswett lah yang pertama diakui sebagai penemu dan yang menjelaskan tentang proses Kromatografi. Penyelidikan tentang Kromatografi kendor untuk beberapa tahun sampai digunakan suatu teknik dalam bentuk Kromatografi padatan cair LSC. Kemudian pada akhir tahun 1930 an dan permulaan tahun 1940 an, Kromatografi mulai berkembang. Dasar Kromatografi lapisan tipis TLC diletakkan pada tahun 1938 oleh Izmailov dan Schreiber, dan kemudian diperhalus oleh Stahl pada tahun 1958. Hasil karya yang baik sekali dari Martin dan Synge pada tahun 1941 untuk ini mereka memenangkan Nobel tidak hanya mengubah dengan cepat kromatografi cair tetapi seperangkat umum langkah untuk pengembangan Kromatografi gasdan Kromatografi kertas. Pada tahun 1952 Martin dan James mempublikasikan makalah pertama mengenai Kromatografi gas. Diantara tahun 1952 dan akhir tahun 1960 an Kromatografi gas dikembangkan menjadi suatu teknik analisis yang canggih. Kromatografi cair, dalam praktek ditampilkan dalam kolom gelas berdiameter besar, pada dasamya dibawah kondisi atmosfer. Waktu analisis lama dan segala prosedur biasanya sangat membosankan. Pada akhir tahun 1960 an, semakin banyak usaha dilakukan untuk pengembangan Kromatografi cair sebagai suatu teknik mengimbangi Kromatografi gas. High Performance Liquid Chromatography HPLC atau Kromatografi Cair Penampilan Tinggi atau High Preformance = Tekananatau Kinerja Tinggi, High Speed = Kecepatan Tinggi dan Modern = moderen telah berhasil dikembangkan dari usaha ini. Kemajuan dalam keduanya instrumentasi dan pengepakan kolom terjadi dengan cepatnya sehingga sulit untuk mempertahankan suatu bentuk hasil keahlian membuat instrumentasi dan pengepakan kolom dalam keadaan tertentu. Tentu saja, saat ini dengan teknik yang sudah matang dan dengan cepat KCKT mencapai suatu keadaan yang sederajat dengan Kromatografi gas. Baca Juga Laju Reaksi – Persamaan, Teori, Contoh Soal, Hukum Dan Faktornya Definisi Istilah Fase padat yang bertindak sebagai fase diam dalam kromatografi cair – padat KCP atau kromatografi gas – padat KGP yang lebih jarang dipakai, disebut adsorben atau penjerap, sedangkan bahan tempat melekatnya fase disebut penyangga. Jika fase gerak digerakkan melalui fase dim untuk menghasilkan pemisahan kromatografi, proses ini dikenal sebagai pengembangan. Setelah senyawa – senyawa dipisahkan dengan pengembangan, hasilnya dideteksi atau divisualisasi ditampakkan . Jika senyawa – senyawa yang dipisahkan benar – benar keluar dari system, maka senyawa itu telah dielusi atau elusi telah terjadi. Senyawa yang dipisahkan biasanya disebut linarut, atau secara kelompok disebut cuplikan. Hasil keseluruhan disebut kromatogram. Dasar Kromatografi Dalam melakukan metode kromatografi, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah Polaritas dari molekul Suatu molekul polar atau non polar berdsarkan ada atau tidaknya unsur elektronegatif, apabila ada maka molekul cenderung polar. Bentuk geometrinya Adanya hydrogen asam yang menandakan kepolaran. Proporsi molekul terhadap atom elektonegatif atau hydrogen asam. Adanya gugus polarisasi atau atom. Susunan kepolaran. Jenis-jenis Kromatografi Kromatografi Lapis tipis KLT. Kromatografi lapis tipis KLT adalah suatu tehnik pemisahan yang sederhana dan banyak digunakan. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau lembaran plastik yang ditutupi penyerap untuk lapisan tipis dan kering. Untuk menotolkan larutan cuplikan pada lempeng kaca, pada dasarnya dgunakan mikro pipet/ pipa kapiler. Setelah itu, bagian bawah dari lempeng dicelup dalam larutan pengulsi di dalam wadah yang tertutup. Baca Juga Ikatan Kovalen Lapisan tipis adsorben pada proses pemisahan berlaku sebagai fasa diam. Sebagai fasa diam dalam KLT adsorben berupa serbuk halus dengan ukuran 5 – 50 mikrometer. Serbuk halus ini dapat berupa adsorben penukar ion. Bahan adsorben sebagai fasa diam dapat digunakan gel, alumina, dan serbuk selulosa. Partikel silica gel mengandung gugus hidrosil dipermukaannya yang akan membentuk ikatan hydrogen dengan molekul – molekul pokar. Kromatografi lapis tipis lebih bersifat reproduksibel bersifat boleh diulang dari pada kromatografi kertas. Untuk membuat lapisan tipis pada KLT perlu dibuat bubur slurry beri air dari serbuk halus tadi. Zat pengikat dapat menggunakan gips, barium sulfat, polivenil alcohol atau kanji perlu ditambahkan, untuk membantu peletakan lapisan tipis pada penyangga. Bubuk halus ini kemudian ditebarkan pada papan penyangga kaca, plastik atau aluminium, secara merata sehingga diperoleh ketebalan lapisan 0,1 – 0,3 mm. lapisan tipis adsorben diaktifkan dengan pengeringan didalam oven pada suhu 100 oC selama beberapa jam. Penentuan jumlah komponen senyawa dapat dideteksi dengan kromatografi lapis tipis KLT dengan menggunakan plat KLT yang sudah siap pakai. Terjadinya pemisahan komponen-komponen pada KLT dengan Rf tertentu dapat dijadikan sebagai panduan untuk memisahkan komponen kimia tersebut dengan menggunakan kolom kromatografi dan sebagai fasa diam dapat digunakan silika gel dan eluen yang digunakan berdasarkan basil yang diperoleh dari KLT dan akan lebih baik kalau kepolaraan eluen pada kolom kromatografi sedikit dibawah kepolaran eluen pada KLT. Prinsip Kerja KLT Pada proses pemisahan dengan kromatografi lapis tipis, terjadi hubungan kesetimbangan antara fase diam dan fase gerak, dimana ada interaksi antara permukaan fase diam dengan gugus fungsi senyawa organik yang akan diidentifikasi yang telah berinteraksi dengan fasa geraknya. Kesetimbangan ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu kepolaran fase diam, kepolaran fase gerak, serta kepolaran dan ukuran molekul. Pada kromatografi lapis tipis, eluent adalah fase gerak yang berperan penting pada proses elusi bagi larutan umpan feed untuk melewati fase diam adsorbent. Interaksi antara adsorbent dengan eluent sangat menentukan terjadinya pemisahan komponen. Oleh sebab itu pemisahan komponen secara kromatografi dipengaruhi oleh laju alir eluent dan jumlah umpan. Eluent dapat digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya pelarut atau campuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang banyak digunakan adalah jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika. Suatu pelarut yang bersifat larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut yang tak polar dari ikatannya dengan alumina gel silika. Semakin dekat kepolaran antara senyawa dengan eluen maka senyawa akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut. Hal ini berdasarkan prinsip “like dissolved like”. Prosedur Kerja Pemisahan dengan KLT Pada kromatografi lapis tipis, fase diam berupa plat yang biasanya disi dengan silica gel. Sebuah garis pensil di gambar dekat bagian bawah fase diam dan setetes larutan campuran ditempatkan di atasnya. Garis pada fase diam berguna untuk menunjukkan posisi asli campuran. Pembuatan garis harus menggunakan pensil karena jika semua ini dilakukan dengan tinta, pewarna dari tinta juga akan bergerak sebagai kromatogram berkembang. Ketika titik campuran kering, fasa diam diletakkan berdiri dalam gelas tertutup yang telah berisi fasa gerak dengan posisi fase gerak di bawah garis. Digunakan gelas tertutup untuk memastikan bahwa suasana dalam gelas jenuh dengan uap pelarut. Baca Juga Pengertian Bimetal Pelarut fasa gerak perlahan-lahan bergerak naik, komponen-komponen yang berbeda dari campuran berjalanan pada tingkat yang berbeda dan campuran dipisahkan memiliki warna yang berbeda. Gambar tersebut menunjukkan plat setelah pelarut telah bergerak. Pelarut diperbolehkan untuk naik hingga hampir mencapai bagian atas plat yang akan memberikan pemisahan maksimal dari komponen-komponen pewarna untuk kombinasi tertentu dari pelarut dan fase diam. Untuk identifikasinya dapat di gunakan harga Rf meskipun harga-harga Rf dalam lapisan tipis kurang tepat bila dibandingkan pada kertas. Harga-harga Rf untuk senyawa-senyawa murni dapat dibandingkan dengan harga-harga standard. Perlu diperhatikan bahwa harga­-harga Rf yang diperoleh berlaku untuk campuran tertentu dari pelarut dan penyerap yang digunakan, meskipun daf­tar dari harga-harga Rf untuk berbagai campuran dari pelarut dan penyerap dapat diperoleh. Kelebihan metode kromatografi lapis tipis adalah sebagai berikut Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis. Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna, fluorosensi atau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet. Dapat dilakukan elusi secara menaik ascending, menurun descending, atau dengan cara elusi 2 dimensi. Dapat untuk memisahkan senyawa hidrofobik lipid dan hidrokarbon yang dengan metode kertas tidak bisa Hanya membutuhkan sedikit pelarut. Waktu analisis yang singkat 15-60 menit Investasi yang kecil untuk perlengkapan Biaya yang dibutuhkan ringan. Preparasi sample yang mudah Kemungkinan hasil palsu yang disebabkan oleh komponen sekunder tidak mungkin Kebutuhan ruangan minimum Dalam analisis kualitatif dapat memberikan informasi semi kuantitatif tentang konstituen utama dalam sampel Cocok untuk memonitor identitas dan kemurnian sampel Dengan bantuan prosedur pemisahan yang sesuai, dapat digunakan untuk analisis kombinasi sampel terutama dari sediaan herbal. Dalam bidang farmasi contoh penggunaan metode pemisahan secara Kromatografi Lapis Tipis KLT dapat diterapkan dalam menganalisis adanya senyawa paracetamol dan kafein dalam sediaan obat paten seperti poldanmig yang beredar di pasaran apakah memenuhi persyaratan mutu obat atau tidak. Sehingga dengan kadar yang tepat obat dapat memberikan efek terapi yang dikehendaki. KLT Preparatif KLT Preparatif dapat digunkaan untuk memisahkan bahan dalam jumlah gram, namun sebagian besar pemakaian hanya dalam jumlah milligram. Seperti halnya KLT secara umum, KLT Preparatif juga melibatkan fase diam dan fase gerak. Dimana fase diamnya adalah sebuah plat dengan ukuran ketebalan bervariasi. Untuk jumlah sampel 10-100 mg, dapat dipisahkan dengan mengunakan KLT Preparatifdengan adsorben silika gel atau aluminium oksida, dengan ukuran 20×20 cm dan tebal 1 mm, jika tebalnya di dua kalikan, maka banyak nya sampel yang dapat dipisahkan bertambah 50%, seperti halnya KLT biasa, adsorben yang paling umum digunakan pada KLT Preparatif adalah silika gel. Prinsip KLT preparative Kromatografi Lapis Tipis Preparatif merupakan proses isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya serap dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan pemisahan. Tahapan Kerja KLT Preparatif Sampel dilarutkan terlebih dahulu dalam sedikit Pelarut yang baik adalah pelarut yang mudah menguap, misalnya n-heksana, dikloro metanaatu etil jika pelarut yang digunakan tidak mudah menguap, maka akan terjadi pelebaran pita. Konsentrasi sampel juga sebaiknya hanya 5-10%. Sampel ditotolkan pada plat KLT preparative. Sampel yang ditotolkan harus berbentuk pita yang sesempit mungkin karena baik tidaknya pemisahan juga bergantung pada lebarnya pita Setelah plat KLT Preparatifdielusi, pita yang kedudukannya telah diketahui dikerok dari plat. Selanjutnya senyawa harus diekstraksi dari adsorben dengan pelarut yang sesuai 5 ml pelarutuntuk 1 gram adsorben. Diupayakan untuk menggunakan pelarut yang paling nonpolar yang diperhatikan bahwa makin lama senyawa kontak dengan adsorben, maka makin besar kemungkinan senyawa tersebut mengalami Selanjutnya ekstrak yang diperoleh disaring menggunakan corong berkaca masir atau menggunakan membran. Baca Juga Titik Didih Kelebihan KLT Preparatif adalah Biaya yang digunakan murah dan memakai peralatan paling dasar. Sementara kekurangannya antara lain Adanya kemungkinan senyawa yang diambil dari plat adalah senyawa beracun, waktu yang diperlukan dalam proses pemisahan cukup panjang , adanya pencemar Setelah proses ekstraksi senyawa dari adsorben dan biasanya rendemen yang diperoleh berkurang dari 40%-50% dari bahan awal Kromatografi Kertas Teknik kromatografi kertas diperkenalkan oleh Consden, Gordon dan Martin 1994, yang menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam. Kertas merupakan selulosa murni yang memiliki afinitas terhadap air atau pelarut polar lainnya. Bila air diadsorbsikan pada kertas, maka akan membentuk lapisan tipis yang dapat dianggap analog dengan kolom. Lembaran kertas berperan sebagai penyangga dan air bertindak sebagai fase diam yang terserap di antara struktur pori kertas. Cairan fase bergerak yang biasanya berupa campuran dari pelarut organik dan air, akan mengalir membawa noda cuplikan yang didepositkan pada kertas dengan kecepatan yang berbeda. Pemisahan terjadi berdasarkan partisi masing-masing komponen di antara fase diam dan fase bergeraknya. Kromatografi kertas digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun kuntitatif. Senyawa – senyawa yang dipisahkan kebanyakan bersifat sangat polar, misalnya asam amino, gula – gula, dan pigmen – pigmen alam. Prinsip kromatografi kertas Prinsipnya didasarkan pada adsorbsi dan kepolaran, di mana adsorbsi didasarkan pada panjang komponen dalam campuran yang diadsorbsi pada permukaan fase diam. dan kepolaran komponen berpengaruh karena komponen akan larut dan terbawa oleh pelarut jika memiliki kepolaran yang sama serta kecepatan migrasi pada fase diam dan fase gerak. Dalam teknik kromatografi kertas, proses pengeluaran asam mineral dari kertas disebut desalting. Larutan ditempatkan pada kertas dengan menggunakan mikropipet pada jarak 2-3 cm dari salah satu ujung kertas dalam bentuk coretan garis horizontal. Setelah kertas dikeringkan, diletakkan di ruang yang sudah dijenuhkan dengan air atau dengan pelarut yang sesuai. Penjenuhan dapat dilakukan 24 jam sebelum analisis. Descending adalah salah satu teknik di mana cairan dibiarkan bergerak menuruni kertas akibat gravitasi. Pada teknik ascending, pelarut bergerak ke atas dengan gaya kapiler. Nilai Rf harus sama baik pada descending maupun ascending. Sedangkan yang ketiga dikenal sebagai cara radial atau kromatografi kertas sirkuler. Kondisi – kondisi berikut harus diperhatikan untuk memperoleh nilai Rf yang reprodusibel. Temperatur harus dikendalikan dalam variasi tidak boleh lebih dari 0,5oC. Kertas harus didiamkan dahulu paling tidak 24 jam dengan atmosfer pelarutnya, agar mencapai kesetimbangan sebelum pengaliran pelarutnya pada kertas. Dilakukan beberapa pengerjaan yang parallel, Rfnya tidak boleh berbeda lebih dari 0,02. Mekanisme kromatografi kertas adalah sebagai berikut Tahap penotolan cuplikan Mula-mula menyiapkan kertas kromatografi dengan ukuran tertentu. Kertas yang digunakan memiliki susunan serat kertas membentuk medium berpori yang bertindak sebagai tempat untuk mengalirnya fase bergerak. Lalu membuat garis awal dengan jarak 2-3 cm dengan salah satu ujung kertas dengan menggunakan pensil. Selanjutnya totolkan larutan cuplikan dengan menggunakan mikropipet atau pipa kapiler pada garis awal tadi, kemudian keringkan. Misalkan Kita ingin mengetahui tinta mana yang digunakan untuk menulis pesan. Dalam diagram pena diberi label 1, 2 dan 3 dan tinta pesan sebagai M. Baca Juga Lanthanum adalah Tahap pengembangan Pada tahap ini ujung kertas kromatografi dekat garis awal yang telah berisi totolan cuplikan dicelupkan ke dalam pelarut pelarut untuk contoh ini misalnya etanol yang terdapat di dalam bejana kromatografi. Pencelupan diusahakan tidak merendam totolan cuplikan atau garis awal. Kemudian bejananya ditutup. Biarkan pelarut merembes melewati totolan cuplikan. Komponen-komponen cuplikan akan terbawa oleh rembesan cuplikan. Perbedaan kelarutan komponen-komponen cuplikan dalam pelarut akan mengakibatkan kecepatan bergerak komponen-komponen dalam kertas juga berbeda. Perbedaan kecepatan bergerak komponen-komponen ini lebih umum disebut migrasi deferensial. Pemisahan komponen-komponen ini terjadi karena migrasi deferensial. Hasil pemisahan akan nampak sebagai noda-noda berwarna pada kertas dengan jarak yang berbeda-beda dari garis awal. Noda-noda ini selanjutnya disebut sebagai kromatogram. Perembesan pelarut dihentikan setelah pelarut hampir mencapai ujung kertas. Pekerjaan selanjutnya adalah memberi tanda batas gerakan pelarut, dan kemudian kertas diangkat dari cairan pengelusi untuk seterusnya dikeringkan. Tahap identifikasi atau penampakan noda. Dari contoh kromatogram yang dihasilkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang mengandung pewarna yang sama dengan pena yang digunakan untuk membuat pesan adalah nomor 2. Pada kasus ini, tidak dibutuhkan pengukuran nilai , karena kita dapat melihat secara langsung perbandingan warnanya pada kertas kromatogram. Tetapi, bila kita menguji sampel dengan menggunakan satu kertas untuk satu sampel, maka kita harus menghitung nilai nya. Menghitung nilai Rf Rf rate of flow menyatakan derajad retensi suatu komponen dalam fase diam. Karena itu Rf juga disebut faktor refensi. Rf adalah jarak tempuh relatif terhadap pelarut. Harga Rf mengukur kecepatan bergeraknya zona relatif terhadap garis depan pengembang. Kromatografi yang dihasilkan diuraikan dan zona-zona dicirikan dengan nilai-nilai Rf. Nilai Rf didefinisikan oleh hubungan Pengukuran ini dilakukan dengan mengukur jarak dari titik pemberangkatan pusat zona campuran awal ke garis depan pengembang dan pusat rapatan tyiap zona. Nilai Rf harus sama baik pada descending maupun ascending. Nilai Rf akan menunjukkan identitas suatu zat yang dicari. Jika ada substansi yang memiliki nilai yang sangat serupa, maka dilakukan pemisahan dengan menggunakan metode kromatografi kertas dua arah. Pada prosesnya menggunakan dua pelarut yang berbeda. Misalnya kita menggunakan zat warna sebagai sampel. Prosedur yang harus dilakukan adalah Baca Juga Cabang Ilmu Kimia Tahap pertama Mula-mula titik tunggal campuran ditempatkan pada salah satu ujung garis dasar. Kemudian masukkan kedalam pelarut seperti yang sebelumnya hingga pelarut mendekati ke atas kertas. Tahap kedua Pada kromatogram, posisi depan pelarut ditandai dengan pensil sebelum kertas mengering, diberi lebel sebagai SF1. Kemudian masukkan kedalam pelarut yang pertama, dihasilkan titik sentral besar dalam kromatogram yaitu sebagian biru dan sebagian hijau. Dua pewarna dalam campuran memiliki nilai yang sudah hampir sama. Tahap ketiga Menunggu kertas kering sepenuhnya, dan kemudian memutar kertas sampai 900 dan kemudian mengembangkan kromatografi lagi di dalam suatu pelarut yang berbeda. Bintik-bintik akan bergerak dengan jumlah yang berbeda, hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan nilai. Jika kita ingin mengidentifikasi titik-titik dalam campuran maka kita harus menghitung nilai nya untuk disetiap tempat, dan kemudian membandingkannya dengan nilai-nilai yang telah diukur untuk senyawa yang dikenal dengan kondisi yang sama persis. Apabila kita mengidentifikasinya dengan zat pembanding pada kromatogram yang sama seperti yang dilakukan diawal dengan pena, maka kita tidak bisa mengidentifikasinya. Karena campuran yang dipisahkan pada contoh ini terpisah menjadi empat tempat yang berbeda. Aplikasi teknik pemisahan kromatografi kertas dalam kehidupan sehari-hari adalah Menentukan komponen yang terkandung dalam uang logam Menguji apakah bahan pewarna yang digunakan dalam makanan aman atu tidak untuk dikonsumsi. Menguji tinta yang digunakan pada pemalsuan dokumen, seperti surat perjanjian, cek dan giro. Menguji apakah terdapat obat terlarang dalam urin manusia. Memeriksa apakah pestisida yang terdapat dalam sayuran atau bahan-bahan masih dalam batas aman atau tidak. Mengetahui kandungan asam amino tertentu dari campuran asam amino. Dapat mengidentifikasikan keberadaan suatu unsur. Kromatografi Kolom Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Alat tersebut berupa pipa gelas yang dilengkapi suatu kran di bagian bawah kolom untuk mengendalikan aliran zat cair. Prinsip Kerja Pemisahan kromatografi kolom adsorpsi didasarkan pada adsorpsi komponen-komponen campuran dengan afinitas berbeda-beda terhadap permukaan fase diam. Kromatografi kolom adsorpsi termasuk pada cara pemisahan cair-padat. Substrat padat adsorben bertindak sebagai fase diam yang sifatnya tidak larut dalam fase cair. Fase bergeraknya adalah cairan pelarut yang mengalir membawa komponen campuran sepanjang kolom. Pemisahan tergantung pada kesetimbangan yang terbentuk pada bidang antarmuka di antara butiran-butiran adsorben dan fase bergerak serta kelarutan relatif komponen pada fase bergeraknya. Antara molekul-molekul komponen dan pelarut terjadi kompetisi untuk teradsorpsi pada permukaan adsorben sehingga menimbulkan proses dinamis. Keduanya secara bergantian tertahan beberapa saat di permukaan adsorben dan masuk kembali pada fase bergerak. Pada saat teradsorpsi komponen dipaksa untuk berpindah oleh aliran fase bergerak yang ditambahkan secara kontinyu. Akibatnya hanya komponen yang mempunyai afinitas lebih besar terhadap adsorben akan secara selektif tertahan. Komponen dengan afinitas paling kecil akan bergerak lebih cepat mengikuti aliran pelarut. Jadi yang digunakan sebagai prinsip pada kromatografi kolom adalah Didasarkan pada absorbsi komponen2 campuran dengan afinitas berbeda terhadap permukaan fase diam. Absorben bertindak sebagai fase diam dan fase geraknya adalah cairan yang mengalir membawa komponen campuran sepanjang kolom. Sampel yang mempunyai afinitas besar terhadap absorben akan secara selektif tertahan dan afinitasnya paling kecil akan mengikuti aliran pelarut. Tahapan pemisahan kromatografi kolom adalah sebagai berikut Sampel yang dilarutkan dalam sedikit pelarut, dituangkan melalui atas kolom dan dibiarkan mengalir ke dalam adsorben bahan penyerap. Komponen dalam sampel diadsorbsi dari larutan secara kuantitatif oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada permukaan atas kolom. Dengan penambahan pelarut secara terus menerus, masing-masing komponen akan bergerak turun melalui kolom dan akan terbentuk pita yang setiap zona berisi satu macam komponen. Setiap zona yang keluar kolom dapat ditampung dengan sempurna sebelum zona yang lain keluar kolom. Baca Juga Konfigurasi Elektron Teknik pemisahan kromatografi kolom dalam memisahkan campuran, kolom yang telah dipilih sesuai ukuran diisi dengan bahan penyerap adsorben seperti alumina dalam keadaan kering atau dibuat seperti bubur dengan pelarut. Pengisian dilakukan dengan bantuan batang pemanpat pengaduk untuk memanpatkan adsorben dengan gelas wool pada dasar kolom. Pengisian harus dilakukan secara hati-hati dan sepadat mungkin agar rata sehingga terhindar dari gelembung-gelembung udara. Untuk membantu homogenitas pengepakan biasanya kolom setelah diisi divibrasi, diketok-ketok atau dijatuhkan lemah pada pelat kayu. Sejumlah cuplikan dilarutkan dalam sedikit pelarut, dituangkan melalui sebelah atas kolom dan dibiarkan mengalir ke dalam adsorben. Komponen-komponen dalam campuran diadsorpsi dari larutan secara kuantitatif oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada permukaan atas kolom, dengan penambahan pelarut eluen secara terus-menerus, masing-masing komponen akan bergerak turun melalui kolom dan pada bagian atas kolom akan terjadi kesetimbangan baru antara bahan penyerap, komponen campuran dan eluen. Kesetimbangan dikatakan tetap bila suatu komponen yang satu dengan lainnya bergerak ke bagian bawah kolom dengan waktu atau kecepatan berbeda-beda sehingga terjadi pemisahan. Jika kolom cukup panjang dan semua parameter pemisahan betul-betul terpilih seperti diameter kolom, adsorben, pelarut dan kecepatan alirannya, maka akan terbentuk pita-pita zona-zona yang setiap zona berisi satu macam komponen. Setiap zona yang keluar dari kolom dapat ditampung dengan sempurna sebelum zona yang lain keluar dari kolom. Komponen eluat yang diperoleh dapat diteruskan untuk ditetapkan kadarnya, misalnya dengan cara titrasi atau spektofotometri. Berdasarkan jenis fasa diam dan fasa gerak kromatografi kolom dibagi menjadi dua yaitu Kromatografi Kolom Fase Normal Kromatografi dengan kolom konvensional dimana fase diamnya “normal” bersifat polar, misalnya silica gel, sedangkan fase geraknya bersifat non polar. Kromatografi Kolom FaseTerbalik Kromatografi dengan kolom yang fase diamnya bersifat non polar, sedangkan fase geraknya bersifat polar; kebalikan dari fase normal. Jika kolom kromatografi dikemas kering dalam keadaan vakum, maka metode kromatografi tersebut disebut kromatografi cair Vakum. Kromatografi Cair Vakum Cara ini pertama kali dipublikasikan oleh Coll dkk., pada tahun 1977 dengan menggunakan corong Buchner kaca masir atau kolom pendek untuk mengisolasi diterpena sembrenoida dari terumbu karang Australia. Prinsip kerja KCV Kolom kromatografi dikemas kering dalam keadaan vakum agar diperoleh kerapatan kemasan maksimum. Vakum dihentikan, pelarut yang kepolarannya rendah dituangkan ke permukaan penjerap lalu divakumkan lagi. Kolom dihisap sampai kering dan sekarang siap dipakai. Tahap kromatografi cair vakum Sampel dilarutkan dalam pelarut yang cocok, dimasukkan langsung pada bagian atas kolom atau pada lapisan penjerap dan dihisap perlahan-lahan ke dalam kemasan dengan memvakumkannya. Pemilihan sistem pelarut untuk kromatografi kolom vakum cair dapat dilakukan dengan 3 pendekatan, yaitu penelusuran pustaka, mencoba menerapkan data KLT pada pemisahan dengan kolom, dan pemakaian elusi landaian umum dari pelarut non polar yang tidak menggerakkan zat terlarut sampai pelarut polar yang menggerakkan zat terlarut Kolom dielusi dengan campuran pelarut yang cocok, mulai dari pelarut yang kepolarannya rendah lalu kepolarannya ditingkatkan perlahan-lahan, kolom dihisap sampai kering pada setiap pengumpulan fraksi, oleh karena itu kromatografi cair vakum menggunakan tekanan rendah untuk meningkatkan laju aliran fase gerak Kelebihan KCV Jika dibandingkan dengan kromatografi kolom biasa terletak pada kecepatan proses efisiensi waktu karena proses pengelusian dipercepat dengan memvakumkan kolom KCV juga dapat memisahkan sampel dalam jumlah banyak. Baca Juga Logam Keuntungan dari kromatografi kolom ini adalah sebagai berikut Dapat digunakan untuk sampel atau konstituen yang sangat kecil. Cukup selektif terutama untuk senyawa-senyawa organik multi komponen. Proses pemisahan dalam dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. Seringkali murah dan sederhana karena umumnya tidak memerlukan alat yang mahal dan rumit Demikian penjelasan artikel diatas tentang Kromatografi – Pengertian, Gas, Kertas, Kolom, Jenis, Contoh semoga bisa bermanfaat bagi pembaca setia kami.
UndanganPengisian Pertanyaan QnA CPOB 2018. Pada Selasa, 15 Desember 2020 terdapat sosialisasi Questions & Answers (Q & A) Implementasi Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) Tahun 2018, ini merupakan tindak lanjut dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) pada beberapa bulan yang lalu.Pada beberapa bulan yang lalu , tepatnya pada
Connection timed out Error code 522 2023-06-16 073842 UTC Host Error What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d8164516ece1c96 • Your IP • Performance & security by Cloudflare

1 Alat. Alat-alat yang digunakan pada kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut: · Satu set alat destilasi (labu destilasi, kondensor, labu erlenmeyer, thermometer bersumbat gabusm, adaptor, statif dan klem, slang karet. · Elektromatel. ·

Laporan Praktikum Kimia Dasar Pemisahan dan Pemurnian Laporan Praktikum Kimia Dasar Pembuatan Larutan Laporan Praktikum Kimia Dasar Kromatografi Laporan Praktikum Kimia Dasar Stoikiometri Laporan Praktikum Kimia Dasar Laju Reaksi Laporan Praktikum Kimia Dasar Sifat-Sifat Unsur BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Praktikum BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB Iii METODOLOGI PERCOBAAN Alat dan Bahan Alat – alat Bahan – bahan Prosedur Percobaan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Hasil Pengamatan Perhitungan Pelarut Aquadest Pelarut Alkohol Pembahasan BAB 5 PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kromatografi adalah salah satu bentuk metode pemisahan campuran dimana metode ini menggunakan sistem dua fase, yakni fase diam dan fase gerak. Fase diam pada umumnya berupa padatan sedangkan fase gerak merupakan cairan atau gas. Kromatografi dapat digunakan pada skala kecil seperti laboratorium. Kromatografi dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada jenis fase gerak dan mekanisme pemisahannya. Jika ditinjau dari fase geraknya meliputi kromatografi cair, kromatografi gas, kromatografi adsorpsi, dan kromatografi partisi. Jika ditinjau dari mekanismenya meliputi kromatografi pertukaran ion dan kromatografi gel. Jika ditinjau dari fase stasionernya berupa kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis, dan kromatografi kertas. Dalam kromatografi pemisahan komponen komponennya dapat kita lihat dengan cara menghitung faktor retensi Rf. Rf itu sendiri adalah nilai dari pembagian jarak tempuh komponen terhadap jarak tempuh pelarutnya. Harga Rf dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis pelarutnya, suhu, sifat dari campuran itu sendiri, serta properti dari fase diamnya. Seperti misalnya dalam kromatografi kertas jenis kertas yang digunakan mempengaruhi harga Rf nantinya. Kromatografi memiliki peran besar dalam industri yang berbasiskan ilmu kimia terutama dalam bidang industri kimia seperti pembuatan pupuk, pestisida, dan insektisida seperti Dichloro-diphenyl-trichloroethane di air tanah dan PCB polychlorianated biphenyls. dikeluarkan dengan bantuan kromatografi lapis tipis. Oleh karena itu perlu kita lakukan praktikum kali ini untuk mengetahui komponen-komponen dan dari tinta spidol biru hijau dan merah saat dipisahkan dengan teknik kromatografi kertas mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap hasil kromatografi dan mengetahui prinsip kerja dari kromatografi kertas. Tujuan Praktikum Untuk mengetahui jarak masing-masing benda setelah pelarut merembet ke atas. Untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap hasil kromatografi. Untuk mengetahui prinsip kerja dari kromatografi kertas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan kimia yang didasarkan pada perbedaan partisi zat pada fase diam dan fase gerak. Tujuan kromatografi preparatif biasanya untuk memisahkan senyawa dalam campuran dan kromatografi analitik digunakan untuk mengetahui perbandingan senyawa dalam suatu campuran. Kromatografi dibagi menjadi dua yaitu kromatografi preparatif dan kromatografi analitik. Dan juga memang terdapat banyak metode pemisahan tetapi kromatografi sendiri dikerjakan dan lebih sering dilakukan karena metode ini dapat dilakukan dengan sederhana dan cepat yaitu hanya dengan beberapa menit saja dan hanya menggunakan peralatan yang relatif sederhana Sastroamidjojo, 1985. Kromatografi juga merupakan suatu metode pemisahan yang belakangan ini banyak digunakan. Dibandingkan dengan metode lain seperti destilasi, kristalisasi, ekstraksi, pengendapan, dan lain sebagainya. Kromatografi mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan hal yang lebih sederhana terutama penggunaan waktu yang singkat, mempunyai kepekaan yang tinggi, serta mempunyai kemampuan memisahkan yang tinggi. Metode ini dapat digunakan bila metode lain tidak dapat atau sulit dilakukan misalnya karena jumlah cuplikan yang sangat sedikit ataupun campuran yang kompleks Chang, 2005. Fase diam Fase Stasioner dan fase gerak mempunyai arti masing-masing. Fase diam merupakan salah satu fase komponen yang penting di mana terjadinya perbedaan kromatografi karena adanya interaksi dengan fase diam yang menyebabkan terjadinya perbedaan waktu retensi Rf dan terpisahnya komponen-komponen dari suatu senyawa. Fase gerak merupakan pembawa anlit dapat bersifat berinteraksi dengan analitik tersebut. Fase gerak dapat berupa bahan cair dan berupa gas yang umumnya dapat dipakai sebagai gas nyawa yang mudah menguap. Fase diam juga merupakan proses yang dilalui oleh fase gerak untuk mengetahui jarak antara noda dengan jarak pelarutnya Basri,2003. Kromatografi sendiri juga bisa dibedakan menjadi beberapa jenis didasarkan pada teknik kerja yang dapat digunakan, diantaranya adalah sebagai berikut i. Kromatografi kolom merupakan metode terbaik untuk melakukan pemisahan campuran dalam jumlah yang besar di mana fase gerak nya dapat berupa zat cair dan fase diam nya dapat berupa zat padat. ii. Kromatografi kertas adalah kromatografi yang merupakan teknik suatu pemisahan di mana fase diam nya berupa zat cair. Salah satu zat padat dapat digunakan untuk menyokong fase diam yaitu contohnya bubuk dilakukan pemisah antara asam amino dan peprida. Peprida yang merupakan hasil hidroksida protein dengan suatu cara di mana kolom yang berisi bubuk diganti dengan lembaran-lembaran kertas dan kemudian diletakkan dalam bejana tertutup yang berisi oleh uap penuh. Larutan ini adalah air yang di sokong oleh molekul selulosa dari kertas tersebut. Fase gerak ini biasanya merupakan campuran dari satu atau dari lebih dari satu Pelarut atau beberapa organikdan air. 3. Kromatografi gas merupakan metode kromatografi yang dinamis untuk memisahkan dan sebagai pendeteksi senyawa senyawa yang mudah menguap dalam suatu campuran. Pemisahan pada kromatografi gas ini didasarkan senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara solute dengan fase diam yang terjadi fase gerak pada kromatografi gas ini dapat berupa gas yang akan mengetahui solute dari ujung kolom lalu akan menghantarkan kepada detektor yang ada. 4. Kromatografi lapis tipis merupakan suatu proses pemisahan yang di mana terdapat fase gerak yang dapat berupa zat cair, sedangkan fase diam nya berupa zat padat. Pada Kromatografi lapis tipis ini, berfungsi untuk pemisahan secara kuantitatif yang cepat dan sering digunakan dengan menggunakan mikroskop Khopkar, 2008. Kromatografi sendiri bekerja dengan satu prinsip dasar yaitu jumlah zat yang berbeda-beda untuk masing- masing komponen pada waktu tertentu. Pemisahan dengan menggunakan metode kromatografi ini dapat terjadi antara fase atau apabila suatu molekul maupun senyawa nya memiliki sifat- sifat yang berbeda, diantaranya adalah memiliki kelarutan yang berbeda terhadap suatu pelarut, memiliki sifat kelarutan atau sifat untuk berkaitan yang berbeda, dan memiliki sifat mudah menguap pada temperatur yang berbeda pula Basri, 2003. Terdapat beberapa faktor yang dapat mengin pengaruhi nilai Rf Kromatografi kertas, Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut a PelarutNilai Rf Sendiri juga disebabkan oleh pentingnya koefisien dari suatu partisi, maka perubahan yang sangat kecil dalam komposisi suatu Pelarut dapat menyebabkan perubahan harga Rf. Maka dari itu komposisi dari suatu Pelarut juga merupakan suatu faktor yang mempengaruhi harga faktor retensi. b SuhuSuhu juga dapat mempengaruhi harga faktor Atensi karena perubahan yang terjadi pada suhu juga dapat merubah suatu koefisien partisi dan juga kecepatan aliran. c Ukuran dari bejanaRedensi Perambatan lebih lama seperti perubahan komposisi Pelarut sepanjang kertas, maka kau efisien dari komposisi mempengaruhi harga Rf. d KertasPengaruh utama dari kertas yang dapat mempengaruhi harga Rf adalah karena timbulnya perubahan ion dan serapan yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas sangat mempengaruhi kecepatan aliran dan juga sangat mempengaruhi pada keseimbangan-keseimbangan partisi itu sendiri. e Sifat dan CampuranBerbagai senyawa mengalami partisi di antara volume-volume yang sama dari Fase tetap dari bergerak Mereka hampir selalu mempengaruhi karakteristik Dari Kelarutan satu terhadap lainnya hingga terhadap harga Rf.Chang, 2005. BAB III METODOLOGI PERCOBAAN Alat dan Bahan Alat – alat Gelas kimia 100 Ml Penjepit tabung Reaksi Gunting Penggaris Pensil Stopwatch Bulb Pipet volume 10 mL Botol semprot Bahan – bahan Tinta spidol biru Tinta spidol hijau Tinta spidol merah Kertas saring Aquadest Alkohol n-heksana Prosedur Percobaan Dipotong kertas persegi panjang kertas saring dengan panjang 10 cm dan lebar 2 cm Diberi garis batas sekitar one cm dari batas bawah dan batas atas kertas Diberi noda titik titik spidol warna biru pada garis batas bawah. Dimasukkan kertas tersebut kedalam gelas kimia yang telah diisi dengan aquadest yang tinnginya sekitar 0,5 cm sedemikian rupa sehingga posisi kertas tercelup dengan aquadest Dibiarkan hingga aquadest merembes naik selama 3 menit, hingga ane cm di bawah batas atas kertas, ambil dan keringkan. Diukur jarak yang ditempuh pelarut dan komponen-komponen noda yang terpisahkan. Dihitung harga Rf dari masing-masing noda. Diulangi langkah diatas untuk tinta warna hijau dan merah. Diulangi langkah diatas pula dengan menggunakan pelarut masing-masing alkohol dan northward-heksana. BAB Iv HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Hasil Pengamatan Tabel Hasil Pengamatan Perhitungan Pelarut Aquadest a. Tinta Biru Noda Biru \brainstorm{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,777 \end{aligned} Noda Ungu \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \infinite yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \infinite pelarut} = 0,333 \finish{aligned} b. Tinta Hijau Noda Biru \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \infinite komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 934 \terminate{aligned} Noda Hijau \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space pelarut} = 0,739 \end{aligned} Noda Kuning \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \infinite ditempuh \space pelarut} = 0,326 \end{aligned} c. Tinta Merah Noda Merah Muda \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,155 \cease{aligned} Noda Jingga \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,444 \finish{aligned} Pelarut Alkohol a. Tinta Biru Noda Biru Muda \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \infinite pelarut} = 0,277 \end{aligned} Noda Biru Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,333 \end{aligned} b. Tinta Hijau Noda Biru Muda \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \infinite komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,882 \stop{aligned} Noda Hijau Muda \brainstorm{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,294 \stop{aligned} Noda Hijau Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,588 \end{aligned} c. Tinta Merah Noda Merah Muda \brainstorm{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \infinite komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,7 \end{aligned} Noda Jingga \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,25 \cease{aligned} Pelarut north-heksana a. Tinta Biru Noda Biru Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \infinite pelarut} = 0 \end{aligned} b. Tinta Hijau Noda Hijau Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \space pelarut} = 0 \finish{aligned} c. Tinta Merah Noda Merah \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0 \end{aligned} Pembahasan Kromatografi kertas merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk memisahkan zat atau bahan kimia yang telah tercampur dan berwarna, terutama pigmen. Hal ini juga dapat digunakan untuk menganalisis warna primer atau Sekunder pada percobaan dengan menggunakan tinta. Pada praktikum kali ini, kromatografi dilakukan pemisahan komponen- komponen warna yang berbeda. Dalam praktikum kali ini, digunakan warna merah, biru, dan hijau. Pada praktikum kali ini, dilakukan tiga kali percobaan. Percobaan pertama menggunakan bahan pelarut aquades dengan cara mencelupkan kertas yang sudah dipotong dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar two cm. Serta telah diberi garis batas dengan jarak 1 cm dari batas bawah. Kemudian, diberi noda pada garis tersebut dan ditunggu selama kurang lebih 3 menit. Pada percobaan pertama, tinta biru menghasilkan noda berwarna biru dan ungu. Tinta hijau menghasilkan noda berwarna biru, hijau, dan kuning. Tinta merah menghasilkan noda berwarna merah jambu, jingga, dan kuning. Pada percobaan kedua, dilakukan langkah langkah yang sama seperti pada percobaan pertama, namun dengan menggunakan alkohol sebagai pelarutnya. Pada percobaan kedua, tinta biru menghasilkan noda biru muda dan biru tua, tinta hijau menghasilkan noda berwarna biru muda, hijau muda, dan hijau tua. Tinta merah menghasilkan noda berwarna merah jambu dan jingga. Pada percobaan yang ketiga, Dilakukan langkah yang sama, dan n-heksana Yang berperan sebagai pelarutnya. Tinta biru menghasilkan noda berwarna biru, tinta hijau menghasilkan sudah berwarna hijau, dan tinta merah menghasilkan noda berwarna merah. Pada praktikum kali ini, didapatkan hasil perhitungan Rf yaitu pada percobaan pertama noda biru sebesar 0,777, noda ungu sebesar 0,333. Pada tinta hijau dihasilkan Rf dari noda biru sebesar 0,934, noda hijau sebesar 0,739, dan noda kuning sebesar 0,326. Pada tinta merah, dihasilkan iii Rf, Yang pertama noda merah jambu sebesar 0,155, noda jingga sebesar 0,444, dan noda kuning sebesar 0,666. Kedelapan Rf tadi merupakan Pelarut aquades. pada pelarut alkohol, Dihasilkan tujuh nilai Rf. Pada tinta biru, noda biru muda memiliki nilai Rf sebesar 0,277, dan noda biru tua sebesar 0,666. Pada tinta hijau, dihasilkan 3 Rf, yaitu noda biru muda sebesar 0,802, noda hijau muda sebesar 0,294, dan noda hijau tua sebesar 0,588. Pada pelarut n-heksana, diperoleh tiga harga Rf yaitu noda biru tua bernilai 0, noda hijau tua juga 0, dan noda merah memiliki Rf sebesar 0. Prinsip percobaan pada praktikum kali ini adalah prinsip like dissolves like. Prinsip ini merupakan sebuah prinsip kelarutan dimana suatu zat hanya akan larut pada Pelarut yang sejenis. Dengan kata lain, zat yang bersifat polar hanya akan larut pada pelarut yang pulang juga dan begitu juga dengan zat non polar yang hanya akan larut pada pelarut yang not polar juga. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai Rf yaitu sebagai berikut a Pelarutb Ukuran dari bejanac Kertasd Sifat dari campuran Dalam praktikum kali ini, terdapat alat-alat yang memiliki fungsi yaitu, gelas kimia 100 ml yang berfungsi sebagai tempat atau wadah pelarut, penjepit tabung yang berfungsi untuk menjepit kertas sarung saat akan diciptakan kedalam pelarut, pensil berfungsi untuk membuat garis batas bawah pada kertas saring, penggaris berfungsi untuk mengukur ukuran kertas saring, gunting berfungsi untuk memotong kertas saring yang diukur, stopwatch digunakan untuk menghitung waktu, pipet volume berfungsi untuk mengambil x ml larutan, bulb merupakan pasangan pipet volume untuk mengambil larutan. Dalam praktikum kali ini, terdapat bahan bahan yang memiliki fungsi yaitu tinta spidol merah, biru, dan hijau berfungsi sebagai noda yang akan bergerak saat proses kromatografi berlangsung. Kertas saring sebagai tempat berjalannnya noda, aquades berfungsi sebagai pelarut, alkohol sebagai pelarut, & n-heksana juga berfungsi sebagai pelarut dalam percobaan kali ini. Fungsi perlakuan dalam percobaan kromatografi kali ini antara lain diukurnya kertas Saring dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar 2 cm berfungsi agar masing masing kertas saring memiliki ukuran yang sama. Diberi noda atau pada kertas saring menggunakan tinta spidol juga untuk menentukan sampel komponennya. Dimasukkan kertas saring ke dalam gelas kimia 100 ml untuk memulai proses penguraian. Menggunakan berbagai macam pelarut yang berbeda adalah untuk dapat mengetahui sifat dan perubahan warna dan diukur. Menggunakan penggaris adalah untuk mengetahui jarak yang ditempuh komponen dan Pelarut setelah proses telah terjadi. Faktor kesalahan yang terjadi dalam praktikum kali ini adalah saat akan mencelupkan kertas saring ke dalam gelas kimia yang sudah diisi dengan aquades 10 ml, kertas saring menempel pada dinding kelas kimia, sehingga pada saat aquades merembes naik ke atas kertas saring, komponen menyebar tidak merata dan hasilnya kurang akurat, sehingga praktikkan harus mengulang lagi proses mencelupkan kertas saring nya. Hal ini terjadi karena kurangnya berhati hati saat praktikum berlangsung. BAB V PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan terhadap kesimpulan sebagai berikut Setelah melakukan percobaan dapat diketahui bahwa pada pelarut aquades jarak pelarut yaitu four,v cm, 4,5 cm, dan iv,5 cm. Dengan jarak noda biru 3,v cm dan 1,five cm, noda hijau four,3 cm, iii,4 cm, dan 1,5 cm, dan jarak roda merah 0,vii cm, 2 cm, dan 3 cm. Pada pelarut alkohol jarak pelarut yaitu one,8 cm, one,7 cm dan 2 cm. Dengan jarak noda biru 0,5 cm dan 1,2 cm, jarak noda hijau i,v cm, 0,5 cm, dan 1 cm, dan jarak noda merah 1,4 cm dan 0,5 cm. Pada pelarut n-heksana jarak larutan yaitu 2,1 cm two,5 cm dan 1,nine cm. Dengan jarak noda biru 0 cm, noda hijau 0 cm, dan noda merah ninety cm. Karena tinta spidol bersifat polar maka semakin polar pelarut maka akan semakin mudah larut dan jarak migrasi komponen akan semakin jauh. Hal ini dikarenakan prinsip similar dissolves similar pada pelarut dan zat tinta bila noda tinta dan pelarut memiliki sifat sama polar atau nonpolar maka jarak yang ditempuh mobil terhadap laut akan semakin jauh. Pada prinsipnya kromatografi kertas memanfaatkan prinsip like dissolves like dan kapilaritas. Dimana similar dissolves like berpengaruh terhadap jarak terhadap pelarut dan kapilaritas berpengaruh terhadap daerah penyerapan terlarut terhadap fasa diam. Saran Sebaiknya dalam praktikum selanjutnya kita dapat menerapkan metode kromatografi yang seperti kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom. DAFTAR PUSTAKA Basri, Kamus Kimia. Kineka Cipta Jakarta. Chang, Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga Djakarta. Khopkar, 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. ITP Press Bandung. Sastroamidjojo, Kromatografi. Freedom Dki jakarta. Analisispengotor kimia adalah proses ilmiah yang diterapkan untuk mengidentifikasi dan mengisolasi bahan yang tidak diketahui dalam bahan kimia, polimer, pengemasan, obat-obatan, produk jadi. Berbagai metode analisis pengotor yang dilakukan di laboratorium canggih termasuk kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) yang dikombinasikan dengan
Laporan Praktikum Kimia Dasar Pemisahan dan PemurnianLaporan Praktikum Kimia Dasar Pembuatan LarutanLaporan Praktikum Kimia Dasar KromatografiLaporan Praktikum Kimia Dasar StoikiometriLaporan Praktikum Kimia Dasar Laju ReaksiLaporan Praktikum Kimia Dasar Sifat-Sifat Unsur BAB I Latar Tujuan PraktikumBAB II TINJAUAN PUSTAKABAB III METODOLOGI Alat dan Alat – Bahan – Prosedur PercobaanBAB IV HASIL DAN Tabel Hasil Pelarut Pelarut PembahasanBAB V SaranDAFTAR PUSTAKA BAB IPENDAHULUAN Latar Belakang Kromatografi adalah salah satu bentuk metode pemisahan campuran dimana metode ini menggunakan sistem dua fase, yakni fase diam dan fase gerak. Fase diam pada umumnya berupa padatan sedangkan fase gerak merupakan cairan atau gas. Kromatografi dapat digunakan pada skala kecil seperti laboratorium. Kromatografi dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada jenis fase gerak dan mekanisme pemisahannya. Jika ditinjau dari fase geraknya meliputi kromatografi cair, kromatografi gas, kromatografi adsorpsi, dan kromatografi partisi. Jika ditinjau dari mekanismenya meliputi kromatografi pertukaran ion dan kromatografi gel. Jika ditinjau dari fase stasionernya berupa kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis, dan kromatografi kertas. Dalam kromatografi pemisahan komponen komponennya dapat kita lihat dengan cara menghitung faktor retensi Rf. Rf itu sendiri adalah nilai dari pembagian jarak tempuh komponen terhadap jarak tempuh pelarutnya. Harga Rf dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis pelarutnya, suhu, sifat dari campuran itu sendiri, serta properti dari fase diamnya. Seperti misalnya dalam kromatografi kertas jenis kertas yang digunakan mempengaruhi harga Rf nantinya. Kromatografi memiliki peran besar dalam industri yang berbasiskan ilmu kimia terutama dalam bidang industri kimia seperti pembuatan pupuk, pestisida, dan insektisida seperti DDT di air tanah dan PCB polychlorianated biphenyls. dikeluarkan dengan bantuan kromatografi lapis tipis. Oleh karena itu perlu kita lakukan praktikum kali ini untuk mengetahui komponen-komponen dan dari tinta spidol biru hijau dan merah saat dipisahkan dengan teknik kromatografi kertas mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap hasil kromatografi dan mengetahui prinsip kerja dari kromatografi kertas. Tujuan Praktikum Untuk mengetahui jarak masing-masing benda setelah pelarut merembet ke mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap hasil mengetahui prinsip kerja dari kromatografi kertas. BAB IITINJAUAN PUSTAKA Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan kimia yang didasarkan pada perbedaan partisi zat pada fase diam dan fase gerak. Tujuan kromatografi preparatif biasanya untuk memisahkan senyawa dalam campuran dan kromatografi analitik digunakan untuk mengetahui perbandingan senyawa dalam suatu campuran. Kromatografi dibagi menjadi dua yaitu kromatografi preparatif dan kromatografi analitik. Dan juga memang terdapat banyak metode pemisahan tetapi kromatografi sendiri dikerjakan dan lebih sering dilakukan karena metode ini dapat dilakukan dengan sederhana dan cepat yaitu hanya dengan beberapa menit saja dan hanya menggunakan peralatan yang relatif sederhana Sastroamidjojo, 1985. Kromatografi juga merupakan suatu metode pemisahan yang belakangan ini banyak digunakan. Dibandingkan dengan metode lain seperti destilasi, kristalisasi, ekstraksi, pengendapan, dan lain sebagainya. Kromatografi mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan hal yang lebih sederhana terutama penggunaan waktu yang singkat, mempunyai kepekaan yang tinggi, serta mempunyai kemampuan memisahkan yang tinggi. Metode ini dapat digunakan bila metode lain tidak dapat atau sulit dilakukan misalnya karena jumlah cuplikan yang sangat sedikit ataupun campuran yang kompleks Chang, 2005. Fase diam Fase Stasioner dan fase gerak mempunyai arti masing-masing. Fase diam merupakan salah satu fase komponen yang penting di mana terjadinya perbedaan kromatografi karena adanya interaksi dengan fase diam yang menyebabkan terjadinya perbedaan waktu retensi Rf dan terpisahnya komponen-komponen dari suatu senyawa. Fase gerak merupakan pembawa anlit dapat bersifat berinteraksi dengan analitik tersebut. Fase gerak dapat berupa bahan cair dan berupa gas yang umumnya dapat dipakai sebagai gas nyawa yang mudah menguap. Fase diam juga merupakan proses yang dilalui oleh fase gerak untuk mengetahui jarak antara noda dengan jarak pelarutnya Basri,2003. Kromatografi sendiri juga bisa dibedakan menjadi beberapa jenis didasarkan pada teknik kerja yang dapat digunakan, diantaranya adalah sebagai berikut 1. Kromatografi kolom merupakan metode terbaik untuk melakukan pemisahan campuran dalam jumlah yang besar di mana fase gerak nya dapat berupa zat cair dan fase diam nya dapat berupa zat padat. 2. Kromatografi kertas adalah kromatografi yang merupakan teknik suatu pemisahan di mana fase diam nya berupa zat cair. Salah satu zat padat dapat digunakan untuk menyokong fase diam yaitu contohnya bubuk dilakukan pemisah antara asam amino dan peprida. Peprida yang merupakan hasil hidroksida protein dengan suatu cara di mana kolom yang berisi bubuk diganti dengan lembaran-lembaran kertas dan kemudian diletakkan dalam bejana tertutup yang berisi oleh uap penuh. Larutan ini adalah air yang di sokong oleh molekul selulosa dari kertas tersebut. Fase gerak ini biasanya merupakan campuran dari satu atau dari lebih dari satu Pelarut atau beberapa organikdan air. 3. Kromatografi gas merupakan metode kromatografi yang dinamis untuk memisahkan dan sebagai pendeteksi senyawa senyawa yang mudah menguap dalam suatu campuran. Pemisahan pada kromatografi gas ini didasarkan senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara solute dengan fase diam yang terjadi fase gerak pada kromatografi gas ini dapat berupa gas yang akan mengetahui solute dari ujung kolom lalu akan menghantarkan kepada detektor yang ada. 4. Kromatografi lapis tipis merupakan suatu proses pemisahan yang di mana terdapat fase gerak yang dapat berupa zat cair, sedangkan fase diam nya berupa zat padat. Pada Kromatografi lapis tipis ini, berfungsi untuk pemisahan secara kuantitatif yang cepat dan sering digunakan dengan menggunakan mikroskop Khopkar, 2008. Kromatografi sendiri bekerja dengan satu prinsip dasar yaitu jumlah zat yang berbeda-beda untuk masing- masing komponen pada waktu tertentu. Pemisahan dengan menggunakan metode kromatografi ini dapat terjadi antara fase atau apabila suatu molekul maupun senyawa nya memiliki sifat- sifat yang berbeda, diantaranya adalah memiliki kelarutan yang berbeda terhadap suatu pelarut, memiliki sifat kelarutan atau sifat untuk berkaitan yang berbeda, dan memiliki sifat mudah menguap pada temperatur yang berbeda pula Basri, 2003. Terdapat beberapa faktor yang dapat mengin pengaruhi nilai Rf Kromatografi kertas, Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut a PelarutNilai Rf Sendiri juga disebabkan oleh pentingnya koefisien dari suatu partisi, maka perubahan yang sangat kecil dalam komposisi suatu Pelarut dapat menyebabkan perubahan harga Rf. Maka dari itu komposisi dari suatu Pelarut juga merupakan suatu faktor yang mempengaruhi harga faktor retensi. b SuhuSuhu juga dapat mempengaruhi harga faktor Atensi karena perubahan yang terjadi pada suhu juga dapat merubah suatu koefisien partisi dan juga kecepatan aliran. c Ukuran dari bejanaRedensi Perambatan lebih lama seperti perubahan komposisi Pelarut sepanjang kertas, maka kau efisien dari komposisi mempengaruhi harga Rf. d KertasPengaruh utama dari kertas yang dapat mempengaruhi harga Rf adalah karena timbulnya perubahan ion dan serapan yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas sangat mempengaruhi kecepatan aliran dan juga sangat mempengaruhi pada keseimbangan-keseimbangan partisi itu sendiri. e Sifat dan CampuranBerbagai senyawa mengalami partisi di antara volume-volume yang sama dari Fase tetap dari bergerak Mereka hampir selalu mempengaruhi karakteristik Dari Kelarutan satu terhadap lainnya hingga terhadap harga Rf.Chang, 2005. BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN Alat dan Bahan Alat – alat Gelas kimia 100 MlPenjepit tabung ReaksiGuntingPenggarisPensilStopwatchBulbPipet volume 10 mLBotol semprot Bahan – bahan Tinta spidol biruTinta spidol hijauTinta spidol merahKertas saringAquadestAlkoholn-heksana Prosedur Percobaan Dipotong kertas persegi panjang kertas saring dengan panjang 10 cm dan lebar 2 cmDiberi garis batas sekitar 1 cm dari batas bawah dan batas atas kertasDiberi noda titik titik spidol warna biru pada garis batas kertas tersebut kedalam gelas kimia yang telah diisi dengan aquadest yang tinnginya sekitar 0,5 cm sedemikian rupa sehingga posisi kertas tercelup dengan aquadestDibiarkan hingga aquadest merembes naik selama 3 menit, hingga 1 cm di bawah batas atas kertas, ambil dan jarak yang ditempuh pelarut dan komponen-komponen noda yang harga Rf dari masing-masing langkah diatas untuk tinta warna hijau dan langkah diatas pula dengan menggunakan pelarut masing-masing alkohol dan n-heksana. BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Hasil Pengamatan Tabel Hasil Pengamatan Perhitungan Pelarut Aquadest a. Tinta Biru Noda Biru \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,777 \end{aligned} Noda Ungu \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,333 \end{aligned} b. Tinta Hijau Noda Biru \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 934 \end{aligned} Noda Hijau \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,739 \end{aligned} Noda Kuning \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,326 \end{aligned} c. Tinta Merah Noda Merah Muda \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,155 \end{aligned} Noda Jingga \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,444 \end{aligned} Pelarut Alkohol a. Tinta Biru Noda Biru Muda \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,277 \end{aligned} Noda Biru Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,333 \end{aligned} b. Tinta Hijau Noda Biru Muda \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,882 \end{aligned} Noda Hijau Muda \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,294 \end{aligned} Noda Hijau Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,588 \end{aligned} c. Tinta Merah Noda Merah Muda \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,7 \end{aligned} Noda Jingga \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,25 \end{aligned} Pelarut n-heksana a. Tinta Biru Noda Biru Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0 \end{aligned} b. Tinta Hijau Noda Hijau Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0 \end{aligned} c. Tinta Merah Noda Merah \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0 \end{aligned} Pembahasan Kromatografi kertas merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk memisahkan zat atau bahan kimia yang telah tercampur dan berwarna, terutama pigmen. Hal ini juga dapat digunakan untuk menganalisis warna primer atau Sekunder pada percobaan dengan menggunakan tinta. Pada praktikum kali ini, kromatografi dilakukan pemisahan komponen- komponen warna yang berbeda. Dalam praktikum kali ini, digunakan warna merah, biru, dan hijau. Pada praktikum kali ini, dilakukan tiga kali percobaan. Percobaan pertama menggunakan bahan pelarut aquades dengan cara mencelupkan kertas yang sudah dipotong dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar 2 cm. Serta telah diberi garis batas dengan jarak 1 cm dari batas bawah. Kemudian, diberi noda pada garis tersebut dan ditunggu selama kurang lebih 3 menit. Pada percobaan pertama, tinta biru menghasilkan noda berwarna biru dan ungu. Tinta hijau menghasilkan noda berwarna biru, hijau, dan kuning. Tinta merah menghasilkan noda berwarna merah jambu, jingga, dan kuning. Pada percobaan kedua, dilakukan langkah langkah yang sama seperti pada percobaan pertama, namun dengan menggunakan alkohol sebagai pelarutnya. Pada percobaan kedua, tinta biru menghasilkan noda biru muda dan biru tua, tinta hijau menghasilkan noda berwarna biru muda, hijau muda, dan hijau tua. Tinta merah menghasilkan noda berwarna merah jambu dan jingga. Pada percobaan yang ketiga, Dilakukan langkah yang sama, dan n-heksana Yang berperan sebagai pelarutnya. Tinta biru menghasilkan noda berwarna biru, tinta hijau menghasilkan sudah berwarna hijau, dan tinta merah menghasilkan noda berwarna merah. Pada praktikum kali ini, didapatkan hasil perhitungan Rf yaitu pada percobaan pertama noda biru sebesar 0,777, noda ungu sebesar 0,333. Pada tinta hijau dihasilkan Rf dari noda biru sebesar 0,934, noda hijau sebesar 0,739, dan noda kuning sebesar 0,326. Pada tinta merah, dihasilkan 3 Rf, Yang pertama noda merah jambu sebesar 0,155, noda jingga sebesar 0,444, dan noda kuning sebesar 0,666. Kedelapan Rf tadi merupakan Pelarut aquades. pada pelarut alkohol, Dihasilkan tujuh nilai Rf. Pada tinta biru, noda biru muda memiliki nilai Rf sebesar 0,277, dan noda biru tua sebesar 0,666. Pada tinta hijau, dihasilkan 3 Rf, yaitu noda biru muda sebesar 0,802, noda hijau muda sebesar 0,294, dan noda hijau tua sebesar 0,588. Pada pelarut n-heksana, diperoleh tiga harga Rf yaitu noda biru tua bernilai 0, noda hijau tua juga 0, dan noda merah memiliki Rf sebesar 0. Prinsip percobaan pada praktikum kali ini adalah prinsip like dissolves like. Prinsip ini merupakan sebuah prinsip kelarutan dimana suatu zat hanya akan larut pada Pelarut yang sejenis. Dengan kata lain, zat yang bersifat polar hanya akan larut pada pelarut yang pulang juga dan begitu juga dengan zat non polar yang hanya akan larut pada pelarut yang non polar juga. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai Rf yaitu sebagai berikut a Pelarutb Ukuran dari bejanac Kertasd Sifat dari campuran Dalam praktikum kali ini, terdapat alat-alat yang memiliki fungsi yaitu, gelas kimia 100 ml yang berfungsi sebagai tempat atau wadah pelarut, penjepit tabung yang berfungsi untuk menjepit kertas sarung saat akan diciptakan kedalam pelarut, pensil berfungsi untuk membuat garis batas bawah pada kertas saring, penggaris berfungsi untuk mengukur ukuran kertas saring, gunting berfungsi untuk memotong kertas saring yang diukur, stopwatch digunakan untuk menghitung waktu, pipet volume berfungsi untuk mengambil 10 ml larutan, bulb merupakan pasangan pipet volume untuk mengambil larutan. Dalam praktikum kali ini, terdapat bahan bahan yang memiliki fungsi yaitu tinta spidol merah, biru, dan hijau berfungsi sebagai noda yang akan bergerak saat proses kromatografi berlangsung. Kertas saring sebagai tempat berjalannnya noda, aquades berfungsi sebagai pelarut, alkohol sebagai pelarut, & n-heksana juga berfungsi sebagai pelarut dalam percobaan kali ini. Fungsi perlakuan dalam percobaan kromatografi kali ini antara lain diukurnya kertas Saring dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar 2 cm berfungsi agar masing masing kertas saring memiliki ukuran yang sama. Diberi noda atau pada kertas saring menggunakan tinta spidol juga untuk menentukan sampel komponennya. Dimasukkan kertas saring ke dalam gelas kimia 100 ml untuk memulai proses penguraian. Menggunakan berbagai macam pelarut yang berbeda adalah untuk dapat mengetahui sifat dan perubahan warna dan diukur. Menggunakan penggaris adalah untuk mengetahui jarak yang ditempuh komponen dan Pelarut setelah proses telah terjadi. Faktor kesalahan yang terjadi dalam praktikum kali ini adalah saat akan mencelupkan kertas saring ke dalam gelas kimia yang sudah diisi dengan aquades 10 ml, kertas saring menempel pada dinding kelas kimia, sehingga pada saat aquades merembes naik ke atas kertas saring, komponen menyebar tidak merata dan hasilnya kurang akurat, sehingga praktikkan harus mengulang lagi proses mencelupkan kertas saring nya. Hal ini terjadi karena kurangnya berhati hati saat praktikum berlangsung. BAB VPENUTUP Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan terhadap kesimpulan sebagai berikut Setelah melakukan percobaan dapat diketahui bahwa pada pelarut aquades jarak pelarut yaitu 4,5 cm, 4,5 cm, dan 4,5 cm. Dengan jarak noda biru 3,5 cm dan 1,5 cm, noda hijau 4,3 cm, 3,4 cm, dan 1,5 cm, dan jarak roda merah 0,7 cm, 2 cm, dan 3 cm. Pada pelarut alkohol jarak pelarut yaitu 1,8 cm, 1,7 cm dan 2 cm. Dengan jarak noda biru 0,5 cm dan 1,2 cm, jarak noda hijau 1,5 cm, 0,5 cm, dan 1 cm, dan jarak noda merah 1,4 cm dan 0,5 cm. Pada pelarut n-heksana jarak larutan yaitu 2,1 cm 2,5 cm dan 1,9 cm. Dengan jarak noda biru 0 cm, noda hijau 0 cm, dan noda merah 90 tinta spidol bersifat polar maka semakin polar pelarut maka akan semakin mudah larut dan jarak migrasi komponen akan semakin jauh. Hal ini dikarenakan prinsip like dissolves like pada pelarut dan zat tinta bila noda tinta dan pelarut memiliki sifat sama polar atau nonpolar maka jarak yang ditempuh mobil terhadap laut akan semakin prinsipnya kromatografi kertas memanfaatkan prinsip like dissolves like dan kapilaritas. Dimana like dissolves like berpengaruh terhadap jarak terhadap pelarut dan kapilaritas berpengaruh terhadap daerah penyerapan terlarut terhadap fasa diam. Saran Sebaiknya dalam praktikum selanjutnya kita dapat menerapkan metode kromatografi yang seperti kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom. DAFTAR PUSTAKA Basri, Kamus Kimia. Kineka Cipta Jakarta. Chang, Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga Jakarta. Khopkar, 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. ITP Press Bandung. Sastroamidjojo, Kromatografi. Liberty Jakarta.
Durasisterilisasi menggunakan autoklaf yakni selama 15 menit. Suhu pemanasan dilakukan pada 121 0 C. Sementara tekanan saat dilakukan pemanasan yaitu 15 psi atau 2 atm. Pada eksperimen ini, peralatan yang dilakukan sterilisasi dengan autoklaf adalah
Jawaban kimiaPenjelasanKromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen berupa molekul yang berada pada larutan.[1] Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase diam.[1] Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan lemah.[2] Dengan ini, berbagai macam tipe molekul dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom.[2Setelah komponen terelusi dari kolom, komponen tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan detektor atau dapat dikumpulkan untuk analisis lebih lanjut.[2] Beberapa alat-alat analitik dapat digabungkan dengan metode pemisahan untuk analisis secara on-line on-line analysis seperti penggabungan kromatografi gas gas chromatography dan kromatografi cair liquid chromatography dengan mass spectrometry GC-MS dan LC-MS, Fourier-transform infrared spectroscopy GC-FTIR, dan diode-array UV-VIS HPLC-UV-VIS.[2]jenis jenisKromatografi Cair Liquid Chromatography SuntingKromatografi cair merupakan teknik yang tepat untuk memisahkan ion atau molekul yang terlarut dalam suatu larutan. Jika larutan sampel berinteraksi dengan fase stasioner, maka molekul-molekul didalamnya berinteraksi dengan fase stasioner; namun interaksinya berbeda dikarenakan adanya perbedaan daya serap adsorption, pertukaran ion ion exchange, partisi partitioning, atau ukuran. Perbedaan ini membuat komponen terpisah satu dengan yang lain dan dapat dilihat perbedaannya dari lamanya waktu transit komponen tersebut melewati kolom.[4] Terdapat beberapa jenis kromatografi cair, diantaranya reverse phase chromatography, High Performance Liquid Chromatography HPLC, size exclusion chromatography, serta supercritical fluid chromatography.[5]Kromatografi fase terbalik Reverse phase chromatography SuntingReverse phase chromatography merupakan alat analitikal yang kuat dengan memadukan sifat hidrofobik serta rendahnya polaritas fase stasioner yang terikat secara kimia pada padatan inert seperti silika.[5] Metode ini biasa digunakan untuk proses ekstraksi dan pemisahan senyawa yang tidak mudah menguap non-volatile.[5]Kromatografi cair kinerja tinggi, KCKT High performance liquid chromatography, HPLC SuntingHigh performance liquid chromatography HPLC mempunyai prinsip yang mirip dengan reverse phase.[5] Hanya saja dalam metode ini, digunakan tekanan dan kecepatan yang tinggi.[5] Kolom yang digunakan dalam HPLC lebih pendek dan berdiameter kecil, tetapi dapat menghasilkan beberapa tingkatan equilibrium dalam jumlah besar.[5]Size exclusion chromatography SuntingSize exclusion chromatography, atau yang dikenal juga dengan gel permeation atau filtration chromatography biasa digunakan untuk memisahkan dan memurnikan protein.[5] Metode ini tidak melibatkan berbagai macam penyerapan dan sangat cepat.[5] Perangkat kromatografi berupa gel berpori yang dapat memisahkan molekul besar dan molekul kecil.[5] Molekul besar akan terelusi terlebih dahulu karena molekul tersebut tidak dapat penetrasi pada pori-pori.[5]Kromatografi Pertukaran Ion Ion-Exchange Chromatography SuntingKromatografi pertukaran ion ion-exchange chromatography biasa digunakan untuk pemurnian materi biologis, seperti asam amino, peptida, protein.[6][7] Metode ini dapat dilakukan dalam dua tipe, yaitu dalam kolom maupun ruang datar planar.[6] Terdapat dua tipe pertukaran ion, yaitu pertukaran kation cation exchange dan pertukaran anion anion exchange.[7] Pada pertukaran kation, fase stasioner bermuatan negatif; sedangkan pada pertukaran anion, fase stasioner bermuatan positif.[7] Molekul bermuatan yang berada pada fase cair akan melewati kolom.[7] Jika muatan pada molekul sama dengan kolom, maka molekul tersebut akan terelusi.[7] Namun jika muatan pada molekul tidak sama dengan kolom, maka molekul tersebut akan membentuk ikatan ionik dengan kolom.[7] Untuk mengelusi molekul yang menempel pada kolom diperlukan penambahan larutan dengan pH dan kekuatan ionik tertentu.[7] Pemisahan dengan metode ini sangat selektif dan karena biaya untuk menjalankan metode ini murah serta kapasitasnya tinggi, maka metode ini biasa digunakan pada awal proses keseluruhan.[7].... Langkahpertama yang dilakukan dalam percobaan kromatografi lapis tipis adalah menyiapkan plat silica gel sebagai fase diamnya yang memiliki panjang 10 cm dan lebar 5 cm. Kemudian diberi tanda dibawah dan diatas plat silica gel sebagai batas jarak tempuh noda (senyawa) setinggi 1 cm. Hal ini dilakukan untuk memudahkan praktikan dalam mengukur suatularutan adalah –sifat dari ion yang saling ditukarkan , –sifat dari resin penukar ion yang dipakai. Sifat Dari Ion Yang Ditukarkan Misal : Al3+> Ca2+> Na+ • Pada kondisi yang sama, dan untuk ion yang bermuatan sama, maka : –Untuk ion bermuatan satu, • Penyerapan resin semakin kuat bila ukuran ion yang terhidratasi makin kecil. Jrbrb.
  • j98a9rg9p4.pages.dev/132
  • j98a9rg9p4.pages.dev/127
  • j98a9rg9p4.pages.dev/2
  • j98a9rg9p4.pages.dev/442
  • j98a9rg9p4.pages.dev/139
  • j98a9rg9p4.pages.dev/229
  • j98a9rg9p4.pages.dev/161
  • j98a9rg9p4.pages.dev/115
  • peralatan kimia yang dipakai dalam percobaan kromatografi adalah